Menjelang Ramadhan di Keluarga Ku
Besok kita akan menghadapi hari yang sangat ditunggu oleh
seluruh penjuru umat Islam, hari yang menjadi tujuan akhir tantangan yang telah
diberi Allah selama 1 bulan lamanya. Yah hari kemenangan, siapa yang tidak mau
meramaikan hari esok. Semuanya pasti tidak mau ketinggalan sama halnya dengan
keluarga ku yang ikut serta merayaaknnya. Buktinya hari ini aku dan ibu ku
pergi ke pasar untuk membeli keperluan memasak nantinya, ayam dua ekor, mentok
dua ekor, dan ketupat puluhan biji itu lah tujuan kami kali ini.
Setiba dipasar kami langsung terkejut karna melihat pasar
menjadi lautan manusia, hiruk pikuk yang sangat padat membuat kami sangat sulit
bergerak menghirup nafas saja sangat sulit. Memang ini sudah menjadi tradisi
ketika hari raya tiba semua pasar tradisional menjadi tujuan utama ibu-ibu yang
ingin berburu bahan masakan yang dibutuhkan untuk memasak nantinya.
Setelah 3 jam lamanya kami mengelilingi pasar akhirnya telah
selesai apa yang jadi incaran kami, tangan ku sangat penuh dengan belanjaan. Pegel
ditambah dengan haus membuat ku tersiksa, aku tidak sempat sahur lagi saat tadi
subuh. Aku kesiangan bangunnya jadi tak bisa sempat meminum segelas air pun. Alhasil
sekarang aku sangat kehausan, matahari yang terik menembus ubun-ubunku. Butuh kesabaran
yang besar mendampingi ibuku dalam berbelanja karna banyaks ekali keinginanya
saat berbelanja.
Saat tiba dirumah aku langsung membaringkan badan ku dibawah
kipas angin, tantangan ku belum berhenti aku ahrus segera membantu ibu ku
mengisi ketupat puluhan buah itu. Bapak dan adik-adik ku sibuk memotong mentok
dan ayam, keringat kini mulai bercucuran. Puasa kali ini puasa paling berat
diantara puasa sebelumnya.
Kurang lebih 2 jam lamanya aku mengisi ketupat disertai
membalik-balikkan emping dibelakang membuat tubuhku sangat ingin ambruk. Setelah
ketupat dan emping siap dimasak, kini pekerjaan ku berubah menjadi pengupas
bawang, air mata ku keluar tanpa ku sadari. Bukan nangis karna sedih namun bau
bawang ini menusuk mataku hingga berair seperti ini.
Tak terasa sudah pukul 5 sore, lebaran kali ini kami memasak
rica-rica mentok, ungkup mentok, opor ayam, soto ayam, dan ketupat. Setelah semua
beres aku mandi sebentar dan langsung membersihkan dapur yang sangat
berantakan, adik ku sudah sibuk berbelanja bukaan bersama ayahku sedangkan aku
harus tetap bekerja membantu Ibu ku.
Saat berbuka pun tiba, dan saat itu juga ketupat ku telah
masak. Akhirnya kami berbuka dengan masakan yang telah kami buat sekeluarga. Rasanya
tidak mengecewakan aku dan keluarga ku sangat gembira. Pekerjaan kini selesai
tinggal menunggu hari raya saja sudah. Lebaran kali ini membuatku sangat senang
sepertinya segala persiapan kami lakukan bersama-sama walau kadang kala
diwarnai teriakan bentak membentak, namun orang tua ku selalu sabar menghadapi
kami. Itu lah perbedaan lebaran tahun lalu dikeluarga ku kawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar