KEMISKINAN
YANG MENJERAT NEGARA KU
Perkawinan dini, Putus sekolah, Pengangguran,
Pencurian, Bunuh diri. Menurut anda berbagai kasus yang saya sebutkan tadi
semua berhubungan dengan apa? Benar sekali kimiskinan. Siapa yang tak tau kasus
ini? Hampir seluruh orang mengetahuinya. Kemiskinan adalah suatu perkara dimana
seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dan membiayai hidupnya sendiri atau
pun hidup keluarganya. Perkara yang satu ini sangat terkenal dipenjuru dunia
terutama pada Negara berkembang termasuk Indonesia. Indonesia terkenal
dibeberapa Negara sebagai Negara yang penduduknya mayoritas tidak mampu.
Mengapa Indonesia bisa terkenal sebagai Negara yang
mayoritas penduduknya tidak mampu? Padahal Negara ini memiliki segala hal, apa
yang tidak kita punya? Emas, Perak, Berlian, Bahan bakar batu bara, Minyak
bumi, Tembaga, Nikel dan sebagainya kita telah mempunyai segalanya. Apakah ada
alasan Negara kita digolongkan Negara berkembang yang mayoritas penduduknya
tidak mampu? Saya sangat tidak setuju,
namun pada kenyataanya sampai sekarang kasus kemiskinan yang menjerat Negara
ini tak kunjung berkahir, ini mustahil segala sumber daya alam kita telah
mutlak mempunyainya secara hukum tapi mengapa perkara kemiskinan ini tak
kunjung berakhir.
Ada beberapa penyebab kemiskinan antara lain, perkawinan dini, anak-anak yang putus
sekolah, Sumber daya yang dikelola pihak asing. Kita akan urai semuanya
dimulai dari perkawinan dini, adat istiadat yang masih berlangsung tentang
mengawinkan anak-anak mereka pada usia dini agar mendapatkan keturunan dengan
cepat salah satu hal yang menyimpang. Mereka yang selayaknya masih bisa
menikmati masa bermain dengan teman sebayanya harus mengurus anak pada usia
belia. Saya mempunyai fakta di daerah transmigrasi, dari tempat tinggal saya
dapat ditempuh sekitar 2 jam.
Disana
saya mendapat berbagai cerita tentang perkawinan dini, rata-rata usia mereka
untuk kawin sekitar 12 tahun- 15 tahun. Mencengangkan bukan? Anak yang
ibaratnya baru melewati masa peralihan yaitu remaja tidak bisa meraih masa
depannya lebih baik lagi tetapi sudah harus mengurus berbagai keperluan rumah
tangga dan anak-anak mereka. Menyedihkan, saya yang mendengar sampai melihat
dengan mata kepala saya sendiri ikut bersedih. Umur semuda itu sudah harus
menelan perihnya hidup berumah tangga tanpa pengalaman sedikitpun, sangat
ironi.
Kedua anak-anak yang putus sekolah, kita tahu bersama Pemerintah
telah menetapkan peraturan wajib belajar kurang lebih 9 tahun lamanya dengan
jenjang pendidikan yang berbeda seperti SD, SMP atau sederajad, SMA atau
sederajad. Dan apabila perlu melanjutkan kejenjang lebih tinggi yaitu
Universitas. Namun faktanya masih banyak anak-anak yang menelan pahitnya hidup,
mereka tetap saja tidak bisa merasakan duduk diatas kursi sekolah. Menyedihkan,
menurut anda semua mengapa mereka tidak bisa duduk dibangku sekolah untuk
menuntut ilmu? Salah satu penyebabnya adalah orang tua, ada beberapa fakta yang
saya temui yaitu didaerah pedesaan anak-anak perempuan yang telah melalui masa
peralihan atau keremajaan kebanyakan dari mereka akan dikawin paksakan oleh
orang tua mereka dengan tujuan agar memperbaiki ekonomi keluarga.
Yang
lebih menyedihkannya lagi bukan ekonomi keluarga perempuan yang meningkat,
malah sebaliknya ekonomi dia sendiri malah lebih parah dari orang tuanya. Karna
pada dasarnya mereka yang selayaknya harus belajar disekolah tetapi disuruh
untuk mencari nafkah dan keperluaan rumah tangga, mana mungkin mereka bisa
lakukan semua itu. Pengalaman yang minim dan keterbatasan pengetahuan yang membuat
mereka tidak bisa mengambil pekerjaan bagus, paling bagus pekerjaan mereka
sebagai buruh atau petani di desa.
Dan yang terakhir adalah sumber daya yang dikelola pihak
asing, disini mari kita lihat fakta yang ada disekitar kita. Dari daerah saya
sendiri ada sebuah pertambangan batu bara yang sangat besar, yang membuat saya
benci terhadap perusahaan tersebut mengapa eksekutif-eksekutif mereka
kebanyakan adalah orang asing. Gaji yang besar setiap tahunnya dikeluarkan
untuk membayar mereka, sedangkan orang pribumi hanya menjadi karyawan lapangan
yang mengangkat sekaligus menggali batu bara tersebut dengan gaji setengah dari
gaji orang asing itu. Dari tahun ketahun orang asing makin banyak memiliki saham
terbesar di perusahaan tersebut, sangat disayangkan sumber daya alam yang
sebesar ini harus dijual kepada orang asing.
Bukankah
seharusnya ini adalah perbekalan untuk hajat orang banyak yang berada di Negara
ini bukan untuk hajat orang asing? Negara ini saja sekarang sedang kesandung
berbagai problem masalah ekonomi yang tak kunjung-kunjung berakhir namun dilain
sisi orang asing sedang asik mengeruk apa yang ada di bumi pertiwi ini tanpa
ampun. Nilai jual yang tinggi mendorong berbagai Negara ingin mengeruk habis
sumber daya alam yang ada di Indonesia ini. Mengapa Indonesia tidak bisa
mengelola potensi besar yang dimilikinya? Benar sekali keterbatasan pengetahuan
dan Sumber Daya Manusia yang kualitasnya masih saja rendah membuat bumi ini
kian dijajah oleh orang asing. Harus kah Negara ini di jajah untuk kesekian
kalinya melalui potensi sumber daya yang ada di bumi pertiwi ini?
Dari
sekian penyebab terjadinya kemiskinan di Indonesia ini, ada dampak yang lebih
serius ditimbulkannya seperti, ekonomi masyarakat makin sulit, makin kecilnya
pembekalan keterampilan masyarakat, kesehatan yang makin menyedihkan,
pengangguran, kriminalitas makin tinggi. Semua hal yang saya sebutkan tadi
tidak akan habis apabila kita yang mampu menanggulanginya hanya duduk diam
sambil menutup mata saja. Jangan hanya berpangku tangan dengan Pemerintah saja,
mereka juga manusia bukan Tuhan yang bisa menyelesaikan berbagai masalah. Karna
itu kerjasama antar masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan untuk membantu
sesama manusia itu merupakan hal bijak yang dapat kita lakukan. Yang mampu membantu
yang tidak mampu. Insyaallah kita dapat melepaskan Negeri ini dari penyakit
kemiskinan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar